Fasilitas dasar seperti listrik, air, jalan, manajemen limbah, hingga dry port telah tersedia, meski pengelola masih mendorong penyediaan fasilitas pelengkap seperti pasokan uap dan hidrogen.
Fadil mengakui bahwa tantangan utama saat ini adalah kesiapan masyarakat sekitar menghadapi dunia kerja industri, termasuk pergeseran pola kerja dari fleksibel menjadi sistemik dan terjadwal.
Baca Juga:
PT Murinda Klarifikasi Komposisi Tenaga Kerja: 30 Persen Lokal dan 70 Persen Tenaga Ahli dari Luar Daerah
“Mentalitas masyarakat agrikultur ke industri itu beda,” kata Fadil yang juga mengungkapkan pendidikan masyarakat yang rendah sebagai penghambat.
Sementara itu, warga lokal Doni, mengatakan Banyak putra /putri daerah yang menganggur dan kawasan ini banyak mempekerjakan dari luar daerah maupun Tenaga Kerja Asing (TKA)
“masik banyak pengangguran putra/putri kabupaten simalungun,apa mereka hanya jadi penonton?sedangkan kawasan itu berdiri di tempat kelahiran mereka,saya berharap perusahan yang telah berdiri saat ini bisa merekrut putra/putri untuk bekerja di perusahan yang suda berdiri di kawasan industri kek seimangkei"katanya.
Baca Juga:
PT Murinda Diduga Tak Mempekerjakan Pekerja Lokal di Kawasan Industri Sei Mangkei, Langgar Aturan Ketenagakerjaan
Dengan target pertumbuhan ekonomi hingga Rp92,1 triliun dan 83.304 ribu lapangan kerja di tahun 2031, KEK Sei Mangkei menjadi ladang harapan baru.
[Redaktur : SHN]