Metrosiantarnews.id | Bukan hanya minyak goreng yang jadi bahan pembicaraan para ibu jika sudah ngobrol. Memang pasokan minyak goreng mulai stabil di pasaran.
Namun kali ini ibu-ibu mulai resah dan galau dengan naiknya sejumlah harga kebutuhan dapur.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Sulbar Pemantau Stok dan Harga Bahan Pokok di Mamuju
Seperti harga cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, tomat dan lainnya mulai beranjak naik.
Hl ini menyebabkan Ibu ibu lebih jeli berbelanja serta bijak dan hemat.
Pantauan, Sabtu (5/3/2022) di pasar tradisional yakni pasar Dwikora, pasar Horas dan pasar pagi Rindam, harga cabai merah naik kisaran Rp 56.000 sampai Rp 60.000 per kg. Padahal sebelumnya harga masih Rp 24.000 per kg.
Baca Juga:
Pasar Tradisional Masomba di Kota Palu Terbakar
Tak tanggung-tanggung, harga tomat pun mencapai Rp 60.000 per kg, dari sebelumnya Rp 32.000 per kg.
Sementara bawang merah dijual dengan harga rp 36.000 sampai Rp 40.000 per kg dari sebelumnya Rp 24.000 per kg.
Dari perubahan harga tersebut, kebutuhan rata rata naik mencapai 50 persen.
Komoditas pangan seperti ikan dencis ikan gembung dijual seharga Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kg, harga daging sapi Rp 130.000 per kg dan harga daging ayam ras mengalami penurunan Rp 23.000 sampai Rp 25.000 per kg.
Kondisi demikian kemungkinan besar dipengaruhi mahalnya harga pupuk.
Bahkan harga pupuk subsidi juga mengalami kenaikan hampir 100 persen. Akibat pupuk yang juga langka, petani kesulitan untuk bercocok tanam.
“Semua mahal, masak kalau ga pedas ga enak,” keluh seorang ibu kepada rekannya yang semuanya hampir sama mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan bumbu dapur tersebut.
Di sisi lain, pemerintah menghimbau masyarakat agar bersiap-siap dan jangan kaget karena naiknya sejumlah harga kebutuhan.
Hal itu disinyalir membuat masyarakat ekonomi menengah kebawah menjadi was-was dan cemas.
“Kalau pegawai iyalah, kalau seperti awak ini macam mana kalau semua mahal,” ketus Ibu sambil berharap pemerintah harus berupaya jangan menaikan harga, khususnya harga BBM.
Menurut mereka, dengan naiknya harga BBM, otomatis semua kebutuhan juga akan naik.
Sementara penghasilan warga khususnya yang bukan PNS tidak mengalami kenaikan sama sekali.
“Apalagi pandemic masih berlanjut, banyak masyarakat yang di PHK,” tutur seorang ibu lainnya. [jat]